- Arda punya
Headlines News :
Home » »

Written By Unknown on Rabu, 16 Maret 2011 | 08.12


Apakah mengenal pasangan harus lewat pacaran?
Sebagian orang menyangka bahwa jika seseorang ingin menenal pasanganya mestilah lewat paaran. Kami pun merasa aneh kenapa sampai dikatakan bahwa cara seperti ini adalah satu – satunya cara untuk mengenal pasangan. Saudaraku, jika kita telaah, bentuk pacaran pasti tidak lepas dari perkara – perkara berikut ini.
Pertama : pacaran adalah jalan menuju zina
Yang namanya pacaran adalah jalan menuju zinah dan itu nyata. Awalnya mungkin hanya melakukan pembicaraan lewat telepon , sms, atau chatting. Namun lambat laun akan janjian kencan. Lalu lama kelamaan bisa terjerumus dalam hubungan yang melampaui batas layaknya suami istri. Begitu banyak anak – anak yang duduk dibangku sekolah yang menalami semacam ini sebagai mana bebagai info yang kita dengar di berbagai media. Maka benarlah, Allah Ta’ala memperingati kita agar jangan mendekati zina. Mendekati dengan bebagai jalan saja tidak dibolehkan, apalagi jika sampai berzina. Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia.
 (QS. Al Isro’). Asy Syaukan rahimahullah menjelaskan, “Allah melarang mendekati zina. Oleh karenanya, sekedar mencium lawan jenis saja otomatis terlarang. Karena segala jalan menuju sesuatu yang haram, maka jalan tersebut juga menjadi haram. Itulah yang dimaksud dengan ayat ini.” [1] Selanjutnya , kami akan tunjukkan bebrapa jalan menuju zina yang tidak mungkin tidak lepas dari aktivitas Pacaran.
Kedua : pacaran melanggar perintah Allah untuk menundukkan pandangan terhadap lawan jenis
Padahal Allah Ta’ala perintahkan dalam firman-Nya,
 (QS. An Nur : ). Dalam ayat ini, Allah memrintahkan kepada pria yang beriman untuk menundukkan pandangan dari hal – hal yang diharamkan yaitu wanita yang bukan mahram. Namun jika ia tidak sengaja memandang wanita yang bukan mahram, maka hendaklah ia segera memalingkan pandangannya. Dari Jarir Bin Abdillah, beliau mengatakan, “Aku bertanya kepada Rasullullah shallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang Cuma selintas (tidak sengaja), kemudaian Rasullullah SAW memrintahkan kepada ku agar segera memalingkan pandanganku.” [2]
Ketiga : pacaran seringnya berdua – duaan (berkholwat)
Rasullullah SAW bersabda, “Janganlah seorang laki – laki berduaan dengan seseorang yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaitan adalah orang ketiga diantara mereka bertiga kecuali apabila bersama mahramya.” [3]. Berdua – duaan (kholwat) yang terlarang disini tidak mesti berdua – duaan ditempat sepi, namun bisa pula bentuknya lewat pesan singkat (sms), lewat kata – kata mesra via chatting dll. Seperti ini termasuk semi kholwat yang juga terlarang karena bisa pula sebagai jalan menuju sesuatu yang terlarang (zina).
Keempat : dalam pacaran, tangan pun ikut berzina
Zina tangan adalah dengan menyentuh lawan jenis yang bukan mahram sehingga ini menunjukkan haramnya. Dari Abu Huraiarah radhiyallahu ‘anhu, Rasullullah SAW bersabda : “Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan menyentuh (meraba). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan – angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” [4]
Inilah beberapa pelanggaran ketika dua pasangan memadu kasih lewat pacaran. Adakah bentuk pacaran yang selamat dari hal – hal yang diatas? Lantas dari sini, bagaimanakah mungkin pacaran dikatakan halal? Dan bagaimana mungkin ada pacaran Islami padahal pelanggaran – pelanggaran diatas pun ditemukan? Jika kita berani mengatakan ada pacaran Islami, maka seharusnya kita berani mengatakan ada zina Islami, judi Islami, arak Islami, dan seterusnya.
Menikah, Solusi Terbaik untuk Memadu Kasih
Solusi terbaik bagi yang ingin memadu kasih adalah dengan menikah. Nabi SAW pernah bersabda, “Kami tidak pernah mengetahui untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.” [5]
Inilah jalan terbaik bagi orang yang mampu menikah. Namun ingat, syaratnya adalah mampu yaitu telah mampu menafkahi keluarga. Nabi SAW bersabda, “ Wahai para pemuda [6], barangsiapa yang memiliki baa-ah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”[7] Yang dimaksud baa-ah dalam hadits ini boleh jadi jima’ yaitu mampu berhubungan badan. Sebagian ulama lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud baa-ah adalah telah mampu memberi nafkah. Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa kedua makna tadi kembali pada makna kemampuan memberi nafkah. [8] itulah yang lebih tepat.
Inilah solusi terbaik untuk orang yang akan memadu kasih. Bukan malah lewat jalan yang haran dan salah. Ingatlah, bahwa kerinduan pada si Dia yang diidam – idamkan adalah penyakit. Obatnya tentu saja bukan ditambah penyakit lagi. Obatnya adalah dengan menikah jika mampu. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya obat bagi orang yang saling mencintai adalah denga menyatunya dua insan tersebut denga jenjang pernikahan.”[9]
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Informasi Lalu Lintas | Live Traffic Cctv | Traffic Information Center
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Arda punya - All Rights Reserved
Template Design by Informasi Lalu Lintas Published by Traffic Information Center